Mereka menyebut nama Tuhan dan teriak meminta pertolongan. Tetapi pada
akhirnya mereka, para korban tragedi 9/11, menyadari tidak ada orang
lain yang bisa mendengar teriakan permintaan tolong mereka.
Hampir 3.000 warga tewas dalam serangan teror 11 September 2011 lalu,
saat pelaku teror membajak empat pesawat dan menabrakannya ke target
yang telah mereka tentukan. Target itu termasuk menara kembara World
Trade Center di New York dan Pentagon, Washington.
Meski sadar dirinya berada di ujung maut, beberapa korban berhasil
mengirim pesan terakhir lewat telepon seluler, ataupun telepon kantor
yang berada di Gedung WTC.
Selain itu beberapa korban juga berhasil mengirim pesan dari pesawat yang dibajak para pelaku teror.
Melissa Doi seorang manajer dari IQ Financial Systems yang berada di
lantai 83 gedung WTC, sempat berbicara dengan petugas darurat lewat
telepon selama empat menit.
Doi, dengan suara yang bergetar menggambarkan bagaimana panas yang
diakibat tabrakan pesawat ke gedung membuatnya sulit untuk bernafas.
“Saya akan tewas. Iya kan?” ucap Doi berusaha optimistis, seperti dikutip AFP, Jumat (9/9/2011).
“Tidak, tidak, tidak,” ungkap operator petugas darurat berwenang AS yang berusaha menenangkan Doi.
“Berdoalah,” pinta operator tersebut kepada Doi.
Tidak lama kemudian Doi berdoa seperti yang diminta oleh operator
tersebut. Perbincangan ini akhirnya selesai dan seketika Doi berteriak
untuk meminta tolong.
Selain Doi, terekam pula telepon permintaan tolong dari seorang pegawai
asuransi Kevin Cosgrove. Saat kejadian berlangsung, Cosgrove masih
berada di kantor di lantai 99 Gedung WTC,
“Ya Tuhan….Aaaaarrggggghhhh!,” teriak Cosgrove dan di saat bersamaan
terdengar suara ledakan keras ke arah menara WTC. Di saat itu pun
hubungan telepon antara operator laporan darurat dengan Wakil Presiden
Perusahaan Asuransi Aon tersebut pun terputus.
Lain halnya dengan penumpang dan awak kabin dari empat pesawat yang
dibajak oleh pelaku teror. Mereka menyampaikan pesan yang menyentuh hati
dari warga yang masih hidup di darat.
Pramugari Betty Ong yang berada di penerbangan maskapain American nomor
penerbangan 11 dari Boston, menelpon pihak menara bandara dan dengan
tenang menggambarkan bagaimana dua rekannya ditikam dan kokpit pesawat
tidak menanggapi telepon.
“Saya kira kami dibajak,” ucap Betty Ong pada pukul 08.19 pagi, sekira
30 menit kemudian Ong dan seluruh penumpang pesawat hilang dalam bola
api yang memenuhi bagian utara di Menara Kembar WTC.
Sementara penumpang dari maskapai penerbangan United penerbangan nomor
175 Brian Sweeney sempat meninggalkan pesan yang menyentuh kepada
istrinya Julie.
“Saat ini pesawat sedang dibajak,” tutur Sweeney. “Aku hanya ingin
memberi tahu kamu, kalau aku benar-benar mencintaimu. Aku ingin dirimu
berbuat baik dan bersenang-senang. Ini ditujukan kepada orangtuaku dan
semua orang. Aku benar-benar mencintaimu,” pesan Sweeney kepada
istrinya.
Setelah menyampaikan pesan tersebut, pesawat yang ditumpangi Sweeney, menabrak menara selatan dari Menara Kembar WTC.
Beberapa korban ini memang beruntung dapat menyampaikan pesan, atau
berbicara untuk terakhir kalinya menjelang serangan. Sebagian besar dari
3.000 korban serangan ini tidak sempat untuk menyampaikan pesan kepada
orang yang mereka kasihi.
Social Links: