Syekh Yusuf adalah pahlawan besar, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga Afrika Selatan. Gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah Afrika Selatan yang diwujudkan melalui Oliver Thambo Award pada 2005 mempertegas status itu. Di Indonesia Syehk Yusuf -- Abadin Tadja Tjoessoep adalah keponakan Raja Goa -- dikenal sebagai salah satu tokoh legendaris yang gigih mengusir penjajah Eropa dari bumi Makasar, Indonesia, ratusan tahun lalu.
Syeikh Yusuf Dari Sulawesi Selatan di asingkan dari Indonesia ke Africa oleh Belanda, Di africa Beliau menyebarkan dakwah dan Ajaran Agama Islam yang diterima oleh penduduk lokal, Beliau juga menamakan daerah tempat beliau berdakwah sebagai Macassar sebagai rasa rindu dan bangga jika Ia berasal dari Makassar,Indonesia. Sejak Saat itu Tempat tersebut dikenal dengan nama Macassar
Cerita Komplitnya :
Seandainya orang Eropa, macam Belanda dan Portugis tidak menjajah Indonesia, mungkin saja kota Cape Town dan The Cape
of Good Hope alias Tanjung Harapan tak pernah ada. Kalaupun di ujung
selatan Benua Afrika itu terbentuk kota, pastilah diberi nama yang
lain, dan tak jauh beda dengan kota lain di Afrika seperti Luanda,
Sierra Leon, Conakry, dan Mogadishu.
Cape Town sungguh berbeda. Kota yang kini dihuni sekitar 3 juta jiwa itu sebagian penduduknya berkulit putih keturunan Eropa. Karena, kota yang dulunya bernama Kaapstad itu didirikan oleh Belanda pada 1625. Kemudian berganti nama menjadi Cape Town setelah diambil alih Inggris pada tahun 1806.
Awalnya, Cape Town dijadikan sebagai gudang atau tempat persinggahan Belanda dalam pelayaran ke Indonesia. Belanda mengendalikan Cape Town alias Kapstaad dari Batavia. Karena itulah, Cape Town punya hubungan historis yang demikian erat dengan Indonesia. Bahkan, banyak pejuang dari Indonesia yang menentang kolonialisme Balanda diasingkan di Kaapstad.
Di Lihat Dari Google Map
Salah
satu tokoh pejuang muslim legendaris yang bermukim di Kaapstad adalah
Syeikh Yusuf asal Makassar. Tak mengherankan, di kota modern
perpaduan tiga benua yakni Asia, Afrika, dan Eropa itu ada sebuah
tempat yang sangat populer disebut sebagai Kampoeng Macassar. Ia
terletak di Distrik Stellenbosch, kawasan perkebunan anggur yang
indah, sekitar 40 kilometer dari jantung kota Cape Town.
Kampoeng
Macassar itu dibangun oleh Syeikh Yusuf dan pengikutnya saat pertama
tiba tgl 2 April 1694. Dalam pengasingan, ia bersama 49 pengikut dan
keluarganya menggunakan kapal layar Fluyt de Voetboog. Ia gencar
menyampaikan pesan-pesan Islam, kendati dalam pengawasan ketat oleh
pihak Belanda.
Dalam usia 73 tahun, Syeikh Yusuf mengembuskan napas terakhir. Walau ia hanya empat tahun di Macassar, pengaruh ajarannya cukup kuat dan dilanjutkan oleh para pengikutnya. Hingga kini, turunan Syeikh Yusuf masih banyak dijumpai di Cape Town.
Puncak
ziarah ke makamnya dilakukan pada Hari Paskah pada bulan April, yakni
saat liburan umat Kristiani. Menurut Fatih, 45 tahun, yang mengaku
masih keturunan Makassar, kegiatan itu dilakukan karena sejak zaman
dulu para pekerja di perkebunan Belanda hanya libur pada pada Hari
Paskah. Nah, pada saat itulah mereka berkumpul. Lalu, Syeikh Yusuf
Tuanta Salamaka menyampaikan pesan-pesan Islam.
Sampai sekarang berkumpul dan berkemah serta bazar diadakan setiap bulan April setiap tahun. Sumber di KJRI Cape Town menyebutkan, sejumlah pejabat Indonesia pernah berziarah ke makam Syeikh Yusuf. Beberapa bulan sebelum lengser, Presiden Soeharto berziarah ke makam Syeikh Yusuf. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh Presiden Megawati dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Sampai sekarang berkumpul dan berkemah serta bazar diadakan setiap bulan April setiap tahun. Sumber di KJRI Cape Town menyebutkan, sejumlah pejabat Indonesia pernah berziarah ke makam Syeikh Yusuf. Beberapa bulan sebelum lengser, Presiden Soeharto berziarah ke makam Syeikh Yusuf. Hal serupa juga pernah dilakukan oleh Presiden Megawati dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Ajaran Syeikh Yusuf menjadi inspirasi untuk menentang pemerintahan apartheid di Afrika Selatan. Karena itu, ia diangkat sebagai pahlawan Afrika Selatan. Ketika menjatuhkan pemerintah apartheid, April 1994, Nelson Mandela menyatakan bahwa ia mendapat inspirasi dari Syeh Yusuf untuk menentang politik perbedaaan warna kulit di Afrika Selatan.
Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki juga memuji kepahlawanan Syeikh Yusuf. Pada 2005, Syeikh Yusuf dianugerahi Oliver Thambo Gold Award, penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Afrika Selatan untuk tokoh yang berjasa besar