- Harus Lebih Spesifik
Anak menggambar sebuah bunga. Gambar itu bagus sehingga Anda merasa perlu memujinya. Tetapi, jangan katakan, "Gambar itu bagus!". Perhatikan dulu gambarnya dengan cermat. Pilih bagian terbaik dari gambar itu. Bunganya yang berwarna merah, misalnya. Maka katakan, "Bunganya yang merah bagus sekali. Mama suka!"
Kalimat Anda akan memicunya untuk menggambar lebih baik, sehingga Anda tidak hanya memuji bunga yang merah saja, tetapi juga daunnya, bunga yang kuning dan semua yang ada di gambar itu. - Di Depan Orang Lain
Karena semua orang menyukai pujian, ada baiknya pujian pada si kecil juga tidak hanya diberikan saat dia sendirian. Berikan juga ketika dia sedang bersama yang lain, misalnya ayahnya, gurunya, om dan tantenya. Tetapi gunakan cara yang tidak terlalu langsung. Contohnya, "Ayah sudah melihat gambarmu yang bagus tadi? Coba tunjukkan, pasti komentar Ayah akan sama dengan komentar Ibu tadi!" - Iringi Dengan Perhatian
Agar pujian Anda membuat si kecil lebih termotivasi, barengi dengan perhatian, jadi jangan sekedar memuji. Misalnya, si kecil berhasil mengayuh sepedanya tanpa jatuh. Pujilah! "Bagus! Berarti anak Mama sudah besar ya!"
Hari berikutnya, saat melihat dia bersiap-siap dengan sepedanya, luangkan waktu Anda untuk melihat sendiri kemampuannya. Di tengah dia bersepeda, acungkan kedua jempol Anda sambil memujinya, sekali lagi. Maka si kecil akan semakin bersemangat. - Hargai Usahanya
Saat anak berhasil menuliskan namanya sendiri, meski belum sempurna, Anda perlu memberikan penghargaan yang lebih dari sekedar kata pujian. Misalnya, "Ayo kita tempel di lemari es. Biar semua orang tahu kalau anak Mama sudah pintar menulis!". Kesediaan Anda memamerkan karyanya itu kepada yang lain, akan membuat si kecil lebih bersemangat dalam meningkatkan kemampuan tulisnya. - Pilih Positifnya
Si kecil mulai bisa memakai celana sendiri, tetapi belum bisa mengenakan kaosnya. Maka pujilah kemampuannya mengenakan celana sendiri itu saja. Jangan singgung-singgung soal ketidakmampuannya memakai kaos sendiri.
Atau katakanlah, "Pintarnya Anak Ibu, sudah bisa pakai celana sendiri. Jangan lupa kaosnya ya!". Ini lebih baik daripada, "Kenapa tidak sekalian dengan kaosnya?" Kalimat yang terakhir ini akan membuatnya merasa 'kecil' dan belum layak dipuji. Kasihan kan? - Pujian Tanpa Syarat
Pujian yang baik adalah yang diberikan tanpa embel-embel, tanpa syarat. Jangan memuji dengan kalimat, "Mama akan lebih bangga kalau kamu juga bisa pakai kaos sendiri. Biar nggak Cuma pakai celananya saja."
Kebanyakan orang tua
pasti senang memuji dan membanggakan anaknya. Namun, beberapa pujian
atau cara memuji yg diberikan orang tua terkadang kurang efektif dan
kurang tepat sasaran. Bagaimana sih pujian yang tepat itu, agar
berdampak positif bagi si kecil dan bukan sebaliknya? Ikuti beberapa
petunjuk di bawah ini.
Social Links: