image Suaranews – Jika kejadian di daerah Jl. Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes yang berbuah pengusiran dari warga atas pengungkapan kasus kecurangan (nyontek) massal, lain lagi yang terjadi di SDIT yang ada di daerah Sidoarjo. Peristiwa yang memalukan ini malah dilakukan oleh guru pengawas yang notabene guru dari luar SD Islam Terpadu tersebut.
Kejadian ini terjadi saat UNAS beberapa waktu yang lalu. Guru pengawas ujian nasional untuk SD Islam Terpadu yang bukan berasal dari guru SDIT sempat heran dengan tingkah laku murid SDIT yang tidak sebagaimana murid SD lain ketika Ujian berlangsung. Ketika ujian berlangsung, murid-murid SDIT malah asyik sendiri dengan mengerjakan soal ujian masing-masing. Tidak ada satupun murid yang "clingukan" mencoba untuk mencari contekan, apalagi suara gaduh memanggil temannya untuk mendapatkan soal jawaban.
Hal inilah yang membuat guru pengawas menjadi heran, lalu dengan enteng guru pengawas mengatakan "Kalian nggak apa-apa nyontek, tapi yang tenang jangan rame-rame". Ucapan guru pengawas tersebut ternyata membekas pada murid-murid SDIT tersebut. Memasuki jam istirahat, beberapa Murid SDIT menggalang massa didalam kelas untuk mengadukan ucapan guru pengawas tersebut kepada kepala sekolah SDIT.
Datang berame-rame dikantor kepala sekolah saat jam istirahat membuat beberapa guru SDIT serta kepala sekolah SDIT agak kaget. Tetapi setelah mendengar pengaduan siswa-siswi SDIT, para guru SDIT dan kepala sekolahnya sedikit agak lega. Karena sejak awal masuk SDIT hingga mereka kelas 6 mengikuti ujian nasional. Perbuatan menyontek bukan merupakan kebudayaan sekolah tersebut, bahkan akan sangat memalukan bagi siswa-siswi yang melakukan hal tersebut (nyontek). Ternyata hasilnya benar-benar maksimal, akhlaq Islam yang tertanam dalam kejujuran dan kemandirian telah berhasil ditanamkan oleh guru-guru SDIT tersebut.
Setelah mendapat pengaduan masalah itu, guru SDIT akhirnya mengumpulkan seluruh guru pengawas yang bukan dari sekolahan tersebut. Guru-guru pengawas dibriefing ulang oleh kepala Sekolah SDIT untuk tidak mengajarkan siswa dan siswi SDIT berbuat curang dan bertindak tidak jujur.
"Setelah kami briefing lagi, guru pengawas akhirnya banyak yang heran. Karena jika biasanya di SD yang lain, jika UNAS mereka seringkali melakukan kegiatan yang tidak terpuji tersebut (nyontek). Tetapi di SDIT ini tidak ada satupun siswa maupun siswi yang melakukannya" ungkap salah satu guru SDIT.
Yah… hal-hal seperti ini kadang seringkali jarang kita angkat dan kita temui dipermukaan. Jika seringkali kita mendengar betapa bobroknya mentalitas bangsa ini, sampai guru dan murid bekerjasama dalam melakukan kecurangan. Tetapi, ternyata masih saja ada sekolah-sekolah yang mengajarkan kejujuran yang mampu memberikan pemahaman kepada murid-muridnya mengenai arti kebenaran dalam kehidupan.
Membangun mentalitas sebagai seorang yang benar, memang sewajibnya ditanamkan sejak dini. Kita seharusnya malu ketika kita mengajarkan anak-anak kita berlaku untuk berbuat yang tidak jujur. Jika sedari kecil sudah ditanamkan jiwa yang curang, maka tentu kecurangan itu akan terus berlangsung hingga anak-anak beranjak dewasa, karena menganggap kecurangan itu adalah hal yang wajar. Lalu apakah kecurangan itu yang akan kita wariskan kepada anak-anak kita? Semoga tidak! (suaranews)
Social Links: