Ternyata sebanyak 35,6 persen anak Indonesia berumur kurang dari lima tahun bertinggi badan lebih rendah dari semestinya.
Makin dewasa, kurang tinggi makin besar. ”Indonesia peringkat ke-5
dunia dengan jumlah anak pendek terbanyak,” kata Guru Besar Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Abdul Razak Thaha dalam
diskusi ”Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima”, di
Jakarta. Posisi Indonesia hanya lebih baik dibandingkan India, China,
Nigeria, dan Pakistan.
Tinggi
standar anak usia 5 tahun adalah 110 sentimeter. Namun, tinggi
rata-rata anak Indonesia umur 5 tahun pada tahun 2010 kurang 6,7
sentimeter untuk anak laki-laki dan kurang 7,3 sentimeter untuk anak
perempuan. Pada usia 19 tahun, beda tinggi kurang 13,6 sentimeter untuk
anak laki-laki dan 10,4 sentimeter untuk anak perempuan dari tinggi
semestinya. Anak-anak bertubuh pendek karena kurang gizi kronis sejak
dalam kandungan. Kemiskinan dan kekurangtahuan orangtua membuat anak dan
ibu hamil tak mendapat asupan gizi sesuai kebutuhan.
Kurang
gizi pada ibu hamil membuat 11,1 persen bayi lahir dengan berat badan
rendah, yaitu kurang dari 2.500 gram. Kondisi itu diperparah dengan
tingginya ketidaktahuan tentang pemberian air susu ibu (ASI). Sebanyak
11,1 persen ibu baru memberikan ASI 48 jam sesudah kelahiran. Ini
membuat kolostrum yang mengandung zat kekebalan yang bermanfaat bagi
bayi terbuang. Bayi yang diberi ASI eksklusif hingga usia 5 bulan hanya
15,3 persen.
Menurut
Razak, kekurangtahuan ini dipicu rendahnya tingkat pendidikan
perempuan. Pernikahan muda masih tinggi sehingga saat hamil mereka
banyak yang belum siap menjadi ibu. Dampak kurang gizi bukan hanya pada
tubuh pendek, tetapi otak yang kurang berkembang. Sebanyak 80 persen sel
otak berkembang hingga usia 2 tahun dan 95 persen pada usia 6 tahun.
”Makan saja salah kok minta (negara) maju,” kata Ketua Kaukus Kesehatan
Dewan Perwakilan Rakyat Subagyo Partodiharjo.
Deputi
Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional, Nina Sardjunani, mengatakan, pemerintah telah
menyiapkan rencana intervensi untuk mengatasi masalah tubuh pendek pada
anak-anak. Penanganan tersebut berupa perubahan perilaku, pemberian zat
gizi mikro, dan pemberian makanan pendamping bagi anak-anak. ”Investasi
pada 1.000 hari pertama sejak anak dalam kandungan hingga berusia 2
tahun penting bagi kecerdasan dan perkembangan anak,” kata Nina.
Social Links: