Temuan Komisi I DPR perihal pencaplokan wilayah di Dusun Tanjung Datu
dan Camar Bulan di Kalimantan Barat oleh Malaysia bukan omong kosong.
Hakim konstitusi Akil Mochtar menyatakan, pencaplokan itu disadari penuh
oleh 1.883 warga atau 493 kepala keluarga Dusun Tanjung Datu dan Camar
Bulan. “Masyarakat mengetahui pemerintah Malaysia melakukan pembangunan
infrastruktur di wilayah Indonesia.
Program ini disambut warga Indonesia di sana sebab selama ini mereka
lebih merasa diperhatikan oleh Malaysia,” kata Akil kepada Koran
Republika, Rabu (12/10) yang dikutip ruanghati.com . Alhasil banyak
warga Indonesia yang menjual hasil alamnya ke Serawak, sebab mudah
dijangkau jalan darat dan barangnya dihargai tinggi. Begitu juga, tidak
sedikit pengusaha Malaysia beroperasi di wilayah Indonesia sebab
disambut baik oleh warga.
Ia membantah warga di sana telah kehilangan rasa nasionalisme terhadap
bangsa Indonesia. Yang ada, sebut Akil, warga di sana merasa tidak
diakui pemerintah sebab sejak merdeka hingga kini tidak ada pembangunan
infrastuktur. Dampaknya wilayah tersebut seperti terisolasi ketika mau
menuju ke kota terdekat di Kalimantan Barat.
Karena itu, untuk merebut perhatian warga perbatasan yang selama ini
ditelantarkan, ia mengusulkan pemerintah mengucurkan program pembangunan
sebanyak-banyaknya. Ia menyatakan miris melihat beranda Indonesia di
mata warga Malaysia malah tidak terurus dan berkebalikan dengan
penilaian warga Indonesia terhadap Malaysia. “Jangan salahkan warga jika
mereka senang berinteraksi dengan Malaysia, meski saya yakin mereka
sebenarnya bangga menjadi warga Indonesia,” kata Akil.
Social Links: