"Pembenahan organisasi menjadi prioritas utama."
Sebelum pemilihan dimulai, Djohar Arifin Husin adalah kuda hitam pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang digelar di The Sunan Hotel, Sabtu, 9 Juli 2011. Tidak diunggulan sebagai kandidat ketua umum, mantan pemain PSMS Medan itu justru tampil mengejutkan di detik-detik terakhir pemilihan.
Djohar berhasil merebut kursi Ketua Umum PSSI dengan mengalahkan calon kuat lainnya, Agusman Effendi. Djohar terpilih setelah unggul di dua putaran dengan total raihan masing-masing 53 suara dan 61 suara.
Sosok Djohar Arifin Husin memang belum begitu dikenal publik sepak bola Indonesia. Tapi pria kelahiran Tanjungpura, pada 13 September 1950 ini sangat dikenal sudah sangat di kenal kalangan pecinta bola Sumatera Utara. Sebelumnya dia menjabat sebagai Ketua Pengda Sumut. Djohar Arifin juga pernah menjabat sebagai sekjen KONI dan saat ini juga menjabat sebagai wakil Plt Sekjen PSSI.
Selain itu, Djohar Arifin dikenal sebagai akademisi. Dia, misalnya, masih tercatat sebagai guru besar di Universitas Islam Sumatera Utara. Ia mendalami keilmuan Agronomi, Agribisnis dan Sosiologi Pedesaan.
Pada kongres di Solo Sabtu kemarin itu, Djohar Arifin awalnya maju dengan dukungan dari PS Madina Medan Jaya. Ketidakberpihakan dan strategi yang dilakukan sangat efektif memenangkan pertarungan ini. Dia mendapat limpahan suara dari Kelompok 78, yang semula mengusung George Toisuta Arifin Panigoro.
Djohar, dalam putaran pertama, memperoleh 53 suara diikuti. Sementara Agusman Efendi 39 suara. Perolehan itu sesungguhnya sudah lebih dari separuh peserta kongres yang jumlahnya 100 orang. Lantaran belum memenuhi 67 persen suara, maka pemilihan masuk babak kedua. Djohar Arifin akhirnya mampu mengumpulkan 61 suara mengalahkan Agusman yang hanya memperoleh 38 suara. Satu suara tidak sah.
Seperti apa strategi kemenangan Djohar dan seperti apa pria asal Sumatera Utara itu menjalankan roda organisasi PSSI ke depan? Berikut petikan wawancara dengan Ketua Umum PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin Husin.
Anda bukankah calon yang diunggulkan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Apa kunci keberhasilan Anda memenangkan pemilihan kali ini?
Perubahan di tubuh PSSI itu yang menjadi konsep saya maju dalam pemilihan ketua umum PSSI saat ini. Reformasi, ini yang menjadi kunci saya bisa terpilih sebagai ketua umum PSSI. Inilah konsep saya selama ini.
Anda mendapat dukungan justru di saat-saat terakhir menjelang KLB PSSI digelar. Bagaimana Anda bisa mendapatkannya?
Mereka (pendukung) kan sebenarnya pendukung Pak Arifin Panigoro dan George Toisutta. Namun mereka kan tidak punya calon pada pemilihan kali ini. Mereka melihat sesuai dengan konsep yang ada pada saya. Memang waktunya sangat mepet sekali. Saya tidak sempat mencetak brosur untuk mengenalkan konsep saya. Namun bagi orang yang tahu mengurus bola pasti tahu saya. Kebetulan mereka (pendukung AP-GT) mencari yang seirama dengan semangat perubahan yang mereka usung. Jadi tanpa butuh waktu lama, saya beri tahu saya calon, mereka pun mendukung saya.
Apakah ada deal-deal tertentu dengan Kelompok 78 yang menjadi pendukung Anda terkait pembentukan kepengurusan nanti?
Kami cari yang profesional saja. Kami akan mencari sosok-sosok yang konsisten dan mau bekerja secara profesional dalam kepengurusan nanti. Mengenai figurnya, nanti akan kami bicarakan dengan anggota exco.
Dalam menjalankan roda organisasi PSSI, apa prioritas yang akan Anda benahi?
Banyak sekali pekerjaan yang sudah menanti kami. Namun pembenahan organisasi menjadi prioritas utama karena di sinilah roda kegiatan-kegiatan sepakbola. Kami akan mengembangkan organisasi tapi dengan struktur yang lebih simpel dan proporsional. Kami akan membahas ini dengan anggota exco yang lain.
Seperti apa konsep organisasi PSSI yang Anda inginkan?
Tidak perlu banyak orang, hanya perlu digabung-gabung saja. Karena di Amerika Serikat yang negaranya cukup besar menterinya cuma 14. Jepang juga menterinya hanya 13. Kami sudah punya 9 exco ditambah ketua umum dan wakil ketua umum. Yang perlu diperbanyak adalah tenaga profesional.
Kami akan cari model-model organisasi yang tertinggi. Organisasi itu, salah satu yang perlu kita kembangkan adalah sport industry. Saya ingin memanfaatkan banyaknya suporter di Indonesia. Inggris sekarang memanfaatkan hal ini dalam membangun sepakbolanya.
Mengenai prestasi timnas, apa target yang ingin Anda raih?
Ke depan ini ada SEA GAmes 2011. Masyarakat sepakbola ingin Indonesia meraih emas apalagi Indonesia sudah cukup lama tidak mendapat emas pada even ini. Ini permintaan masyarakat yang harus diwujudkan.
Saya akan bicara kepada pelatih. Saya tidak ingin pemain disekat-sekat lagi. Apakah dia dari klub mana atau bahkan tanpa klub pun kalau memang memiliki kualitas dan pantas menurut pelatih dia bisa masuk timnas.
Dulu banyak pemain yang tidak punya klub bisa membela timnas. Saya ingin timnas dihuni oleh pemain-pemain yang terbaik. (sj)
• VIVAnews
Labels:
other
Social Links: